Hy guys, ,
kali ini saya akan mencoba posting tentang ciri khas kalimantan. Yang saya post hanya sebagian kecil dari ciri khas kalimantan. semoga bermanfaat. ^.^
Tari Baksa Kembang – Tarian Khas Banjarmasin, Kalimantan Selatan
Tari Baksa Kembang merupakan
jenis tari klasik
Banjar sebagai tari penyambutan tamu agung yang datang ke Kalimantan
Selatan, penarinya adalah wanita. Tari ini merupakan tari tunggal dan
dapat dimainkan oleh beberapa penari wanita.
Tarian ini bercerita tentang seorang gadis remaja yang sedang merangkai
bunga. Sering dimainkan di lingkungan istana. Dalam perkembangannya tari
ini beralih fungsi sebagai tari penyambutan tamu.
Tari Baksa Kembang termasuk jenis tari klasik, yang hidup dan
berkembang di keraton Banjar, yang ditarikan oleh putri-putri keraton
dengan Gerakanya halus, diiringi irama gamelan, busana generlapan.Tari ini memvisualisasikan seorang puteri sdang memetik bunga di taman. Lambat laun tarian ini menyebar ke rakyat Banjar dengan penarinya galuh-galuh Banjar.Tarian ini
dipertunjukkan untuk menghibur keluarga keraton dan menyambut tamu agung
seperti raja atau pangeran. Setelah tarian ini memasyarakat di Tanah
Banjar, berfungsi untuk menyambut tamu pejabat-pejabat negara dalam
perayaan hari-hari besar daerah atau nasional.
Disamping itu pula tarian Baksa Kembang dipertunjukkan pada perayaan
pengantin Banjar atau hajatan misalnya tuan rumah mengadakan
selamatan.
Tarian ini memakai hand propertis sepasang kembang Bogam yaitu rangkaian
kembang mawar, melati, kantil dan kenanga. Kembang bogan ini akan
dihadiahkan kepada tamu pejabat dan isteri, setelah taraian ini selesai
ditarikan.
Sebagai gambaran ringkas, tarian ini menggambarkan putri-putri remaja
yang cantik sedang bermain-main di taman bunga. Mereka memetik beberapa
bunga kemudian dirangkai menjadi kembang bogam kemudian kembang bogam
ini mereka bawa bergembira ria sambil menari dengan gemulai.
Tari Baksa Kembang memakai Mahkota bernama Gajah Gemuling yang
ditatah oleh kembang goyang, sepasang kembang bogam ukuran kecil yang
diletakkan pada mahkota dan seuntai anyaman dari daun kelapa muda
bernama halilipan. Tari Baksa Kembang biasanya ditarikan oleh sejumlah
hitungan ganjil misalnya satu orang, tiga orang, lima orang dan
seterusnya. Dan tarian ini diiringi seperangkat tetabuhan atau gamelan
dengan irama lagu yang sudah baku yaitu lagu Ayakan dan Janklong atau
Kambang Muni. Tarian Baksa Kembang ini di dalam masyarakat Banjar ada
beberapa versi , ini terjadi setiap keturunan mempunya gaya tersendiri namun
masih satu ciri khas sebagai tarian Baksa Kembang, seperti Lagureh,
Tapung Tali, Kijik, Jumanang.
Pada tahun 1990-an,
Setelah ada kesepakatan, maka diadakanlah workshoup Tari Baksa Kembanag
dengan pesertanya perwakilan dari daerah Kabupaten dan Kota se
Kalimantan Selatan. Walau pun masih ada yang menarikan Tari Baksa
Kembang versi yang ada namun hanya berkisar pada keluarga atau lokal,
tetapi dalam lomba, festival atau misi kesenian keluar dari Kalimantan
Selatan harus menarikan tarian yang sudah dibakukan.
Taman Budaya Kalimantan Selatan berinisiaf mengumpul pelatih-pelatih
tari Baksa Kembang dari segala versi untuk menjadikan satu Tari Baksa
Kembang yang baku.
Sasirangan Kain Khas Banjar
Kain sasirangan banyak dibuat oleh pengusaha industri kecil di
Kalimantan Selatan. Seperti halnya batik di Pulau jawa, kain sasirangan
merupakan ciri khas daerah Kalimantan Selatan. Kain sas
irangan adalah merupakan kain yang menerapkan proses pewarnaan dengan
cara rintang yaitu dijahit menggunakan benang atau tali rafia menurut
corak yang dikehendaki. Desain corak didapatkan dari jahitan atau
dikombinasi dengan ikatan maupun komposisi warna yang dibuat. Kain
sasirangan dapat dibuat dari bahan mori dengan berbagai kwalitas seperti
mori primissima, mori prima, mori biru, mori voalissima, bahan sutera,
rayon maupun synthetic.
Sasirangan adalah batik khas Kalimantan Selatan yang pada jaman dahulu digunakan untuk mengusir roh jahat dan hanya dipakai oleh
kalangan orang-orang terdahulu seperti keturunan raja dan bangsawan.
Proses pembuatan masih dikerjakan secara tradisional.
Kain sasirangan yang merupakan kerajinan khas daerah Kalimantan Selatan
(Kalsel) menurut para tetua masyarakat setempat, dulunya digunakan
sebagai ikat kepala (laung), juga sebagai sabuk dipakai kaum lelaki
serta sebagai selendang, kerudung, atau udat (kemben) oleh kaum wanita.
Kain ini juga sebagai pakaian adat dipakai pada upacara-upacara adat,
bahkan digunakan pada pengobatan orang sakit. Tapi saat ini, kain
sasirangan peruntukannya tidak lagi untuk spiritual sudah menjadi
pakaian untuk kegiatan sehari-hari, dan merupakan ciri khas sandang dari
Kalsel.
Di Kalsel, kain sasirangan merupakan salah satu kerajinan khas daerah
yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Kata “Sasirangan” berasal dari
kata sirang (bahasa setempat) yang berarti diikat atau dijahit dengan
tangan dan ditarik benangnya atau dalam istilah bahasa jahit menjahit
dismoke/dijelujur. Kalau di Jawa disebut jumputan. Kain sasirangan
dibuat dengan memakai bahan kain mori, polyester yang dijahit dengan cara tertentu. Kemudian
disapu dengan bermacam-macam warna yang diinginkan, sehingga
menghasilkan suatu bahan busana yang bercorak aneka warna dengan
garis-garis atau motif yang menawan.
sumber: visit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar